Friday, 10 May 2013

Tuhan su atur semua


Tuhan su atur semua


Dalam alkitab bilang kalau Tuhan su rancang tong sejak tong ada di dalam perut sang Ibu.  Waktu sa SD, sa cita-cita tuh mo jadi dokter. Tapi pas SMP, ada ade di kompleks yang dapa tabrak dan meninggal di depan sa pu mata, sa lihat darah dan sa sakit  tiga hari. Sejak hari itu sa pu niat mo jadi dokter sa undurkan, lihat darah saja sa su tra sanggup apalagi yang lain, cium bau obat saja sa mo muntah.  Akhirnya sa punya cita-cita baru, karna saat SMP sa dianggap selalu bicara banyak, sa bilang oke baik sa jadi pengacara saja. Tapi pas kelas 3 SMP tu sa aktif di OSIS dan akhirnya sa dipilih jadi pengurus Mading (Majalah Dinding). Ya sudah, sa paling rajin skali urus mading, tong pu mading saat itu alive lah. Sa tra pernah bosan beli majalah dan dapat inspirasi baru buat tulis puisi dan ajak anak-anak tulis cerpen dan sa sendiri tulis cerita pendek tapi sa lupa sa post atau tidak. Nah sampai satu hari ada lomba karya ilmiah yang di post di Mading yang buat sa tertarik untuk itu. Singkat cerita sa ikut lomba itu dan akhirnya juara 1. Melihat hasil yang buat sa puas, sa mulai yakin kalau sa memang punya potensi besar dalam hal bersosialisasi, presentasi dan semua yang ada hubungan dengan public speaking. Pas masuk SMA, sa dituntut untuk harus ambil Ekonomi Tambang. Disitulah puncaknya, sa mulai down dan tidak yakin pada diri sendiri. Yang tadinya sa su bermimpi mungkin suatu saat bisa jadi sama seperti Mario Teguh kah, atau seperti Perdana Menteri Australia kah, eh tau-taunya tuntutan orang tua buat sa focus hanya bagaimana bisa masuk jurusan itu.


Singkat cerita sa lanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, sa ambil jurusan Ekonomi. Dua tahun pertama dalam sa pu hidup, tidak sa lewatkan dengan air mata tiap malam. Itu rasanya seperti dikurung di dalam penjara bawah tanah. Berusaha untuk mempelajari sesuatu yang bukan ko punya passion itu sangat susah dan menderita. Meskipun akhirnya dapat Diploma in Commerce, tapi sa tra sanggup dengan Bachelor of Economics, sa tra pernah masuk kelas, sa skipped classes, sampe akhirnya sa gagal semua mata kuliah satu tahun itu dan hampir di drop out. Sa tra pernah bilang ke Bapa, sa cuma bilang ke mama saja. Mama su paksa, tapi sa takut buat Bapa kecewa secara Bapa yang su biayai sa sekolah di luar dari SMA sampe yang ada ni. But it left me no choice, June 2012 dengan penuh rasa takut sa akhirnya bilang semua ke Bapa, sa tra bisa ambil Ekonomi Tambang, karna sa tra bisa menghitung. Malam itu penuh dengan air mata, Bapa pun menangis. Awalnya sa takut Bapa bilang sa kembali sekolah di Papua. Tapi akhirnya Bapa pun ijinkan sa ambil jurusan yang sa mau. And YES! I AM HAPPY NOW!

Guys, hidup memang Tuhan su atur. Hanya saja tidak mungkin dalam sekejap semua mo jadi begitu saja toh. Semua tuh butuh keberanian, kemauan dan usaha. Apalagi tentang pilihan ke depannya ko mo jadi apa. Sa tra pernah bayangkan sa akan jadi seorang ahli Ekonomi. Itu sama seperti ada kata-kata di internet yang bilang “Semua orang tu jenius, hanya saja kalau ko suruh ikan de panjat pohon, de akan tau itu hal yang tidak akan mungkin terjadi dan sangat bodoh”. Oke pasti tong bilang but nothing is impossible, right? That’s true but hello..masa ko mo suruh orang bisu de menyanyi.  Talenta itu bisa dikembangkan, tapi ada juga yang memang pada dasarnya diciptakan bukan itu itu. Tong ni su dirancang dari dalam janin dan Tuhan su atur semua. Sekarang tinggal bagaimana keputusan dan langkah itu ditentukan dari masing-masing saja. Semua pasti pernah jatuh, tapi tidak akan ada pelangi kalau tidak ada hujan dan badai.

Have a blessed day everyone J

Mengucap Syukur


Belajar untuk selalu mengucap syukur (part one)


Satu hari saja coba tong hitung apa pernah tong tra complaint tentang ini dan itu? Hujan saja tong complaint, panas tong complaint, trada kendaraan tong complaint, bensin habis tong complaint, cuma makan mie goreng pun tong tetap complaint. Yah sa su tau pasti tong semua mo bilang ‘yahh..namanya juga manusia…tra pernah puas kah ini…”. Yah bukan berarti sa bilang sa ni hidup su sempurna sampai sa tra pernah complaint sedikitpun. Ini hanyalah contoh nyata bahwa memang tong ni belum bisa terapkan yang namanya “SELALU mengucap syukur dalam segala hal” dalam tong pu hidup ini.

Nanti kalo hujan, karna tong ada kegiatan di luar, tong maunya panas boleh supaya bisa ke pantai, nanti kalau panas tong bilang Tuhan coba hujan kah supaya sa bisa tidur enak atau supaya bisa tadah air buat besok. Tiap hari naik taksi, naik ojek sa bosan, coba kalo sa ada kendaraan sendiri pasti lebih hemat bisa kesana kemari gampang, padahal saat su punya kendaraan sendiri pun masih mengeluh kalo bensin habis atau tetangga sebelah pu mobil dan motor lebih bagus dari tong punya. Terus secara tong ni mahasiswa, jadi ya hidup ni pas-pasan kah ini, pas ke dapur buka lemari begini yang ada cuma mie goreng saja. Muka fals langsung, masa tiap hari mie goreng saja tuh tuharrr!!!

Sa disini bukan mau sok bijak, tapi ini kenyataan. Coba besok pagi Tuhan de tra kasi matahari buat tong, pasti kam semua takut to? Yang ada dalam kam pikiran tu “mamayo, dunia su mo kiamat kah?” Padahal kam tra pikir sedikitpun, justru karna ada matahari tu yang bunga2 dan tanaman2 semua bisa berkembang, ada matahari makanya tong tau kalo ini hari baru, ada matahari makanya tong bisa beraktifitas tanpa harus kehujanan, ada matahari makanya manusia merasa aman tanpa harus jalan digelap2 takut ada orang jahat. Ada matahari makanya tong ni sehat dan tulang kuat karna tulang yang kuat juga butuh cahaya matahari. Begitu pula dengan hujan, kalau trada hujan, baru bagaimana mama-mama dong pu tanaman mo subur, bagaimana tong pu sodara2 yang butuh air dong mo mandi, makan dan minum besok? Trada hujan baru siapa mo siram tanaman satu dunia ni di tempat2 yang tidak bisa dijangkau. Trada hujan baru nanti kam trada jam-jam galau ahahhahaha….(maksudnya tohh).

Sioo, trus kalo bicara soal kendaraan, syukur kita masih bisa naik taksi, naik ojek atau bahkan punya kendaraan sendiri  dan itupun sangat amat bersyukur. Orang lain saja jangankan naik taksi, taksi saja dong tidak tau itu barang apa. Ingin naik pun tidak punya uang sama skali. Sama seperti makanan, mie goreng tu makanan daripada makan angin, kasihan tong pu sodara2 di Afrika sana untuk setetes air saja setengah mati apa, baru mie goreng saja tong mo complaint tu. Apalagi kalo berat badan baru naik 1kg saja su diet mati-matian dan self esteem jadi menurun, padahal orang lain mo kasi naik badan saja susah skali. Yang penting itu tubuh sehat, urusan mo kelihatan kurus atau kelihatan cantik itu dari belakang. Secara cantik dan ganteng itu relatif to. Inner beauty tu lebih penting.

Moral yang ada dibalik ilustrasi yang sa su jelaskan di atas tu adalah setiap kali tong complaint atau mau complaint coba stop sejenak dan berpikir, ingat bahwa tiap kali ko susah, masih ada orang yang lebih susah dari ko. Masih ada orang yang berkekurangan dan ingin ada di posisi yang saat ini ko miliki. Belajar dari hal-hal kecil. Besok bangun pagi, ucapkan Terima Kasih Tuhan karna sa masih diberikan nafas kehidupan ini. Sebelum tidur ingat berdoa trima kasih Tuhan karna meskipun hari ini sa lalui berat, tapi Tuhan masih kasi nafas ini buat saya dan Tuhan tidak pernah lupa untuk bangunkan sa di pagi hari.

Smoga renungan ini bermanfaat buat tong semua.
God bless J


Beautiful view of Sentani Lake (photograph taken by Patricia Ormuseray)


Welcome to my blackorchid land (^_^)

Please feel free to read, comment, subscribe and share. Enjoy!