Tuhan
su atur semua
Dalam alkitab bilang kalau Tuhan su rancang tong sejak tong
ada di dalam perut sang Ibu. Waktu sa
SD, sa cita-cita tuh mo jadi dokter. Tapi pas SMP, ada ade di kompleks yang
dapa tabrak dan meninggal di depan sa pu mata, sa lihat darah dan sa sakit tiga hari. Sejak hari itu sa pu niat mo jadi
dokter sa undurkan, lihat darah saja sa su tra sanggup apalagi yang lain, cium
bau obat saja sa mo muntah. Akhirnya sa
punya cita-cita baru, karna saat SMP sa dianggap selalu bicara banyak, sa bilang
oke baik sa jadi pengacara saja. Tapi pas kelas 3 SMP tu sa aktif di OSIS dan
akhirnya sa dipilih jadi pengurus Mading (Majalah Dinding). Ya sudah, sa paling
rajin skali urus mading, tong pu mading saat itu alive lah. Sa tra pernah bosan
beli majalah dan dapat inspirasi baru buat tulis puisi dan ajak anak-anak tulis
cerpen dan sa sendiri tulis cerita pendek tapi sa lupa sa post atau tidak. Nah
sampai satu hari ada lomba karya ilmiah yang di post di Mading yang buat sa
tertarik untuk itu. Singkat cerita sa ikut lomba itu dan akhirnya juara 1.
Melihat hasil yang buat sa puas, sa mulai yakin kalau sa memang punya potensi
besar dalam hal bersosialisasi, presentasi dan semua yang ada hubungan dengan
public speaking. Pas masuk SMA, sa dituntut untuk harus ambil Ekonomi Tambang.
Disitulah puncaknya, sa mulai down dan tidak yakin pada diri sendiri. Yang
tadinya sa su bermimpi mungkin suatu saat bisa jadi sama seperti Mario Teguh
kah, atau seperti Perdana Menteri Australia kah, eh tau-taunya tuntutan orang
tua buat sa focus hanya bagaimana bisa masuk jurusan itu.
Singkat cerita sa lanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, sa
ambil jurusan Ekonomi. Dua tahun pertama dalam sa pu hidup, tidak sa lewatkan
dengan air mata tiap malam. Itu rasanya seperti dikurung di dalam penjara bawah
tanah. Berusaha untuk mempelajari sesuatu yang bukan ko punya passion itu
sangat susah dan menderita. Meskipun akhirnya dapat Diploma in Commerce, tapi
sa tra sanggup dengan Bachelor of Economics, sa tra pernah masuk kelas, sa
skipped classes, sampe akhirnya sa gagal semua mata kuliah satu tahun itu dan hampir
di drop out. Sa tra pernah bilang ke Bapa, sa cuma bilang ke mama saja. Mama su
paksa, tapi sa takut buat Bapa kecewa secara Bapa yang su biayai sa sekolah di
luar dari SMA sampe yang ada ni. But it left me no choice, June 2012 dengan
penuh rasa takut sa akhirnya bilang semua ke Bapa, sa tra bisa ambil Ekonomi
Tambang, karna sa tra bisa menghitung. Malam itu penuh dengan air mata, Bapa
pun menangis. Awalnya sa takut Bapa bilang sa kembali sekolah di Papua. Tapi
akhirnya Bapa pun ijinkan sa ambil jurusan yang sa mau. And YES! I AM HAPPY
NOW!
Guys, hidup memang Tuhan su atur. Hanya saja tidak mungkin
dalam sekejap semua mo jadi begitu saja toh. Semua tuh butuh keberanian,
kemauan dan usaha. Apalagi tentang pilihan ke depannya ko mo jadi apa. Sa tra
pernah bayangkan sa akan jadi seorang ahli Ekonomi. Itu sama seperti ada
kata-kata di internet yang bilang “Semua orang tu jenius, hanya saja kalau ko
suruh ikan de panjat pohon, de akan tau itu hal yang tidak akan mungkin terjadi
dan sangat bodoh”. Oke pasti tong bilang but nothing is impossible, right?
That’s true but hello..masa ko mo suruh orang bisu de menyanyi. Talenta itu bisa dikembangkan, tapi ada juga
yang memang pada dasarnya diciptakan bukan itu itu. Tong ni su dirancang dari
dalam janin dan Tuhan su atur semua. Sekarang tinggal bagaimana keputusan dan
langkah itu ditentukan dari masing-masing saja. Semua pasti pernah jatuh, tapi
tidak akan ada pelangi kalau tidak ada hujan dan badai.
Have a blessed day everyone J
No comments:
Post a Comment