Punya pengalaman
merantau yang cukup lama sejak kelas kelas 1 SMA hingga sekarang, buat sa jadi
ingin membagikan sa punya pengalaman ini dengan teman-teman semua. Bayangkan
saja saat itu tuh masih terlalu sangat pucuk skali, baru lulus SMP baru mo
bikin tau-tau paksa Bapa Mama untuk sa harus sekolah ke luar. Alasan
utamanya tuh sebenarnya bukan karna jenuh dengan kota Jayapura atau keadaan di
rumah. Dan ada beberapa teman yang ketika sa tanya kenapa dong mo merantau,
jawabannya karna kalo di rumah sendiri tuh tidak bebas, kemana-mana dan mau
bikin apa selalu dibatasi apalagi satu keluarga besar semua ada di satu kota
yang sama, yah jelas trabisa kaki panjanglah. Well, memang sih keuntungan dari
merantau tuh BEBAS. Jadi, saat itu yang buat pikiran ingin sekolah ke luar tuh
hanya karna sa ingin lihat dunia yang lain, seolah-olah seperti
tempat lain yang dimaksud ini macam di Mars sana kah ee…ahhahahaha…
Dengan demikian,
maka inilah hal-hal yang sering terjadi ketika merantau:
1. Homesick alias kangen rumah. Seminggu pertama
merantau tuh...perasaan senang masih ada, senang karena punya banyak teman
baru, tinggal di kost-kostan, ramai, suasana yang beda, makan makanan yang beda,
pokoknya asik… ih kaget begini lewat 3 minggu, 4 minggu, dan begini lain ada diam-diam
dalam kamar dan air mata mulai gugur satu-satu apalagi pas baca mama dan bapa sms
bilang “Apa kabar nak? Bapa dan Mama rindu. Jaga diri baik-baik disana eh. Bapa
kitong semua sayang kaka.” Mungkin sms itu memang seperti sms biasa saja kalo
tong cuma dari Jayapura trus pi main-main ke Serui kah ini. Tapi tuhar ini
merantau di luar Papua, tidak gampang. Dari yang air mata gugur sampe diam-diam
dalam kamar, ih kaget begini pas kumpul-kumpul deng anak-anak Papua di
sekolah/kampus baru crita-crita rumah, crita-crita nasi kuning Mandra, atau
crita-crita tembok berlin kah alun-alun kah, pantai kah ini…tiba-tiba lain air
mata jatuh. Akhirnya semua tembak menangis masal, ahhahahahaha :D
2. Urus diri sendiri dari ujung kaki sampe ujung
rambut. Saat-saat meyedihkan tu pas mo cuci baju baru harus cuci sendiri (kalo
di rumah ni sioo..pasti mama kah tanta dong su cuci, tinggal terima bersih
dalam lemari saja). Atau pas lapar bunuh baru dingin, baru tarada uang, baru
trada uang taksi, baru tinggal angin lewat saja langsung tong pingsan (padahal kalo di
rumah ni siooo, makanan ada di meja baru enak-enak lagi, bayangkan saja nasi
panas, kangkung, ikan goreng, sambal, yerus macam lapar langsung kah pas ketik
begini ahahhaaha). Atau pas weekend baru tratau mo bikin apa karna mungkin
trada uang atau memang karna bosan saja ke Mall trus kah ini (padahal kalo di
rumah nih pasti mama su blg ke pantai kah, atau tman-tman su ajak kesana sini
atau cuma duduk-duduk di kompleks saja tuh enak sampe L ). Yah intinya merantau tuh
ada enak tidaknya. Apalagi pas lagi sakit siooo air mata saja.
Sedangkan sisi
enak dari merantau adalah dengan demikian (ini sesuai pengalamannya saya):
1. Bisa tidur jam berapa saja dan bangun jam berapa
saja. Khususnya buat yang su kuliah. Macam mo tidur jam 6 pagi trus lanjut pi
kuliah jam 8 pagi juga jadi. Iyo dapat-dapat di Papua tuh yang ada sapu makan
dibetis ahahhaha. Apalagi kalo di perantauan, baru anana Papua su kumpul-kumpul
tuh, bohh nee..mo di kampus kah, di sapa pu rumah kah, di Mc Donalds 24 jam
kah, jam 10 malam sampe jam 5 pagi juga jadi. Trada yang larang dan trada yang
marah kam.
2. Kamar bisa tabongkar berhari-hari dan trada yang
marah. Bayangkan saja kalo di rumah di Papua tuh daranyaaa…jangankan
berhari-hari, satu hari saja, mama masuk lihat akan dan dapa khotbah dari
kejadian sampe selesai. Padahal mungkin cuma pakaian kotor yang tong taruh di
atas Kasur kah ini. Hahahaha…tapi kalau di perantauan, siooo..sampe baju kotor
lapis deng baju bersih semua tong pake akan jadi selimut.
3. Bisa kemana saja dengan siapa saja tanpa
dilarang. Yah kalau di rumah, pas tman-tman cowok datang, langsung Bapa keluar
dan, “Ini Siapa? Mau kemana? Teman atau? Oh? Tinggal dimana? Sekolah di? Gereja
dimana?” ya dan akhirnya kita batal bajalan. Tapi kalau di sini,
mamayo mo teman laki-laki kah, sampe teman yang jenis kelamin dipertanyakan
juga, JALANNN…mo ke mall kah, ke pantai malam-malam kah, ke hutan kah maee tarada
yang larang.
4. Menurut saya sih point yang satu ini jadi
highlight saya selama merantau meskipun belum sampe di conclusion, yaitu
mencari jati diri kita yang sesungguhnya. Tidak menutupi kemungkinan buat
teman-teman yang sekolah di kota kelahiran juga, tapi ketika tong mulai
diberikan FREEDOM (KEBEBASAN) dalam hal ini bukan bebas secara negative, tapi
sebailknya. Ketika tong bisa kuliah dengan jurusan yang memang tong inginkan
tanpa dipaksakan oleh kehendak orang tua. Ketika tong pu hobby yang mungkin
dance, atau menyanyi atau memancing atau melukis dan main bola, yang mungkin
ketika di rumah sendiri tong tidak bisa lakukan, tapi ketika merantau, semua
hal ini bisa tong dilakukan. Mencari jati diri bukan tentang melakukan hobby
apa saja semau torang, tapi intinya itu LIVE YOUR LIFE THE WAY HE WANTS YOU TO
LIVE. Dalam hal ini memang berbau rohani. Karna sebagai orang percaya, sa yakin
bahwa selama tong mau berserah dan mengutamakan Sang Pencipta, pasti de akan
menunjukkan jalan yang terbaik. Meskipun berbelok-belok dan seperti mendaki gunung
yang sangat tinggi dan menyelam dalam laut.
Namun inti dari semuanya, buat yang mungkin ingin merantau tapi masih pikir dua kali untuk
merantau, jangan takut kah sayang, boh masa sa bisa baru ko tidak tuh? Kesiapan
kita untuk merantau tuh bukan tergantung usia, siapa saja bisa merantau bahkan
sejak usia anak SD, apalagi buat yang ditinggal kedua orang tuanya sejak kecil,
hidup mereka itu seperti merantau hanya saja tidak ada orang tua yang menanti
mereka seperti kita. Take a chance. Hidup cuma sekali sodara. Siapa tau buat
yang belum ketemu pasangan hidup, justru ketemu pasangan hidupnya ketika
merantau. Memang berat meninggalkan kota kelahiran, tapi kenapa tidak? Matius
6:26 saja ada tertulis “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur
dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan
oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Yah
mungkin memang sa kelihatan sok bijak, tapi jujur sampe skarang pun sa masih
sering mengeluh dan kadang air mata berlinang kalau rindu rumah, tapi demi masa
depan tong harus bisa. Buat yang sekarang sedang merantau, yang sendiri dan tidak
punya teman, jujur saja sa juga su merasakan hal itu sejak awal-awal masuk kuliah, dan jawaban yang sa temukan dari sa
pu keluhan-keluhan itu, bukan mo singgung siapapun tapi bukan dari pergi
clubbing atau miras, semua itu adalah ketika “Curhat” sama Pace besar Di atas selain minta curhat sama teman-teman terdekat.
Berdoa, minta jalan keluar. Percaya, tra lama, pasti akan ketemu teman-teman
baru, kegiatan-kegiatan baru dan pastinya sapatau ketemu jodoh juga. Amin! Anyway..makasih
su mo baca..God bless and keep smiling J
No comments:
Post a Comment